Ku panjatkan doa ketika itu ;
Ya Rabb, berikanlah aku kesabaran dalam penantian yang tak berkesudahan. Dari terbit mentari hingga senja tiba. Tapi bukan senja ini yang ku nanti, tapi senja. Disisi lain senja yang ku nanti, sebuah masa setengah gelap setelah matahari tenggelam dengan cahaya kemerahan membuat tenang bagi yang memandangnya. Itukah senja yang ku nanti? Aku pun tak pernah membayangkannya, kadang hanya mengira. Apapun yang baik menurutku tak selalu baik di mata Rabb ku. Hanya Rabb ku yang Maha tahu segala yang terbaik untukku, ku serahkan semuanya padaMu. Meski entah kapan, dengan kesabaran ku menanti. Yakin bahwa Rabb ku telah menyiapkan senja terbaik untukku. Hati kecilku berkata, “Yang kau perlukan hanya ikhtiar dan tawakal”. Doakan aku agar tetap istiqomah dalam prinsip ini. Meraihmu dengan jalan yang Ia ridhoi. Agar kelak hidup kita menjadi berkah. Aku akan mendokanmu dari titik yang terjauh agar dirimu selalu diberi kelancaran olehNya. Diberikan keberanian dan kemudahan dalam menemukanku.
Sampai bertemu disaat yang tak terduga di waktu senja.